Ini Kata Pelatih soal Izin Punya Kekasih pada Tunggal Putra

By Delia Mustikasari - Rabu, 27 September 2017 | 15:53 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, dan Ihsan Maulana Mustofa, berpose dengan sang pelatih Hendry Saputra seusai upacara pengaluangan medali SEA Games 2017 di Axiata Arena, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (29/8/2017).
BADMINTON INDONESIA
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, dan Ihsan Maulana Mustofa, berpose dengan sang pelatih Hendry Saputra seusai upacara pengaluangan medali SEA Games 2017 di Axiata Arena, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (29/8/2017).

Pelatih kepala tunggal putra nasional, Hendry Saputra, menjelaskan tentang larangan bagi anak asuhnya memiliki kekasih sebelum menjadi juara dan pemain yang matang.

Meskipun pebulu tangkis tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie menjadi juara serta runner-up pada Korea Terbuka, 17 September lalu, Hendry punya alasan mengapa melarang para pemain tersebut punya teman dekat alias pacar.

Berikut penjelasan Hendry melalui wawancara berikut ini.

Ada rumor yang mengatakan anda tidak mengizinkan anak didik anda pacaran, apa pendapat anda, coach?
Balik lagi ke mereka, mereka kan punya ambisi. Salah satu syarat dari saya untuk memenuhi ambisi itu buat saya adalah enggak boleh pacaran dulu. Kalau kayak Susy (Susanti) dan Alan (Budikusuma), mereka sudah juara, dan sudah jadi pemain yang matang.

Saya bilang, kamu masih muda dan belum matang, saya tahu itu. Itu pun kalau kamu mau ikut aturan saya, kalau tidak mau ya saya anggap kamu tidak berkomitmen. Kalau sudah juara dunia, saya izinkan, karena apa? pasti sudah matang.

Saya juga bilang, jangan takut sama saya soal pacaran, harus komitmen sama diri sendiri karena saya ini cuma membantu. Kalau waktu saya masuk pelatnas, atletnya sudah punya pacar ya saya nggak bisa larang, tetapi kalau ada yang tanya ke saya, saya tidak mau mereka pacaran dulu.

Jadi sekarang anak tunggal putra tidak ada yang pacaran?
Saya enggak tahu, tetapi kalau dia melanggar, ya saya anggap dia tidak berkomitmen. Saya kerja tidak setengah-setengah, saya dibayar PBSI sampai tujuan mereka semua tercapai.

Menurut saya, pasti mengganggu konsentrasi kalau buat atletnya sih ya enjoy. Itu soal trust ke saya karena tujuannya jelas. Kalau atlet sudah berumur 30 tahun nggak boleh pacaran, ya kan nggak begitu juga. Tergantung, si atletnya itu sendiri.

Kamu tujuan pacaran untuk apa? senang-senang? Tentu ada pengorbanan yang harus dibayar, apa mau kejar setoran? Saya bukan orangtua kamu, masa iya saya sangat jahat melarang kamu pacaran? Harusnya mereka mengerti maksud saya.

Mungkin ada yang berpendapat, wah koh Hendry kuno, kolot. Tidak apa-apa, ini kan tim saya. Selama anak itu menerima saya, nggak apa-apa, yang lainnya tidak jadi masalah buat saya.


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : badmintonindonesia.org


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.