Ini Evaluasi Richard Mainaky untuk Sektor Ganda Campuran Indonesia

By Sabtu, 15 April 2017 | 09:25 WIB
Pelatih nasional ganda campuran, Richard Mainaky berpose seusai acara pemberian penghargaan atlet berprestasi PB Djarum 2016 di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2017).
DELIA MUSTIKASARI/JUARA.NET
Pelatih nasional ganda campuran, Richard Mainaky berpose seusai acara pemberian penghargaan atlet berprestasi PB Djarum 2016 di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Ganda campuran Indonesia gagal melaju ke babak semifinal Singapura Terbuka yang digelar 11-16 April di Singapore Indoor Stadium. Merah Putih mengirim empat pasang pada turnamen level superseries ini.

Terakhir, pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto kalah dari Dechapol Puavaranukron/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) pada babak perempat final. Praveen/Debby kalah dengan 17-21, 13-21 dalam tempo 36 menit.

"Kami sudah persiapkan strateginya. Setengah jam pertama, merek sudah unggul. Namun, khususnya Jordan, masih kurang konsisten di lapangan, dia kurang sabar sehingga suka membuat kesalahan. Akhirnya Jordan kebingungan karena faktor errornya terlalu banyak," kata Richard.

Rekor pertemuan dua pasangan ini sebelumnya imbang 2-2. Kali terakhir, Praveen/Debby juga kalah pada final Swiss Terbuka 2017, 18-21, 15-21.

"Saya rasa kendalanya bukan masalah teknis. Tetapi, akibat persiapan saat latihannya yang kurang konsisten. Hal ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR)  buat saya untuk memberikan program yang pas untuk Jordan/Debby. Saya rasa, sudah saatnya mereka bisa benar-benar menggantikan Tontowi/Liliyana," ujar Richard.

Sebelumnya, tiga pasang ganda campuran nasional lainnya sudah tersingkir sejak babak pertama. Mereka adalah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, dan Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti.

"Ini merupakan risiko buat saya. Satu tahun setengah saya benar-benar konsentrasi untuk persiapan Olimpiade sehingga pemain muda hanya menjalani program rutin," ucap Richard.

"Bisa dibilang mereka dinomorduakan sementara. Dampaknya harus saya terima dan ke depan, saya harus bekerja keras lagi," aku Richard mengenai penampilan Alfian/Annisa dan Ronald/Melati.

Untuk Tontowi/Liliyana, Richard mengatakan bahwa pasangan peraih medali emas Olimpiade 2016 butuh waktu pemulihan yang cukup lama.

"Tujuannya, agar mereka bisa tampil bugar di lapangan. Karena itu, saya merasa sudah saatnya Jordan/Debby untuk mengambil tongkat estafet dari Tontowi/Liliyana," kata Richard menegaskan.


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : badmintonindonesia.org


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X