Misi FIFA dalam Mengubah Perilaku Para Pemain

By Nugyasa Laksamana - Minggu, 25 Desember 2016 | 07:40 WIB
Para pemain Leicester City memprotes wasit Craig Pawson yang memberikan hadiah penalti kepada Stoke City, dalam lanjutan Premier League di Stadion Bet365, 17 Desember 2016.
PAUL ELLIS/AFP
Para pemain Leicester City memprotes wasit Craig Pawson yang memberikan hadiah penalti kepada Stoke City, dalam lanjutan Premier League di Stadion Bet365, 17 Desember 2016.

Kepala Pengembangan Teknis FIFA, Marco van Basten, menyatakan bahwa pihaknya sedang memikirkan langkah-langkah yang dapat mengurangi perilaku buruk para pemain selama pertandingan.

Marco van Basten, yang notabene merupakan eks striker tim nasional Belanda, bertekad membasmi berbagai insiden konfrontasi antara para pemain dan wasit.

Ia pun mengusulkan agar FIFA mengadopsi peraturan olahraga rugbi yang hanya memperbolehkan kapten tim untuk berbicara dengan wasit.

Ide tersebut diharapkan dapat mengurangi jumlah waktu yang terbuang karena argumentasi.

"Saya yakin perilaku pemain bisa lebih baik. Kami memikirkan hal itu dan memasukkannya ke dalam arah yang benar," ujar Van Basten kepada BBC, Sabtu (24/12/2016).

"Kami harus berhati-hati dengan kebiasaan membuang-buang waktu. Banyak pemain yang protes saat pertandingan. Kami harus memikirkan bahwa hanya kapten yang bisa bicara dengan wasit. Hal itu untuk menghindari terbuangnya waktu," ucap dia.

Upaya FIFA untuk mengubah teknis sepak bola ke arah yang lebih baik adalah memasang teknologi tayangan ulang, atau biasa disebut video assistant referee (VAR).

Teknologi tersebut sempat digunakan dalam ajang Piala Dunia Antarklub 2016 di Jepang pada beberapa waktu lalu. Namun, para pemain Real Madrid mengaku tidak suka dengan adanya VAR.

Salah satu yang menyuarakan ketidaksukaannya terhadap VAR adalah Luka Modric. Ia menilai VAR membingungkan para pemain dan dapat menghilangkan esensi sebuah pertandingan sepak bola.

Van Basten pun sadar bahwa VAR bukanlah teknologi sempurna. Namun, dia menganggap VAR sangat penting untuk mencegah insiden kontroversial, seperti gol "tangan Tuhan" milik Diego Maradona pada Piala Dunia 1986.


Editor : Estu Santoso
Sumber : BBC


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.