Berkunjung ke neraka. Ungkapan tersebut tepat untuk menggambarkan lawatan Manchester United ke Istanbul dalam partai lanjutan penyisihan grup Liga Europa 2016-2017 kontra Fenerbahce, Kamis (3/11/2016).
United punya histori panjang di ibu kota Turki. Momen paling tak terlupakan terjadi saat mereka menghadapi rival sekota Fenerbahce, Galatasaray, dalam putaran kedua Liga Champions pada 3 November 1993.
Atmosfer panas sudah terasa sejak laga di Ali Sami Yen Stadium belum dimainkan. Bagaimana tidak, fans tuan rumah mengintimidasi dengan spanduk bertuliskan 'Selamat Datang di Neraka' sejak skuat asuhan Sir Alex Ferguson menginjakkan kaki di Turki.
Menjelang pertandingan rampung, situasi semakin memanas. Bintang lawas United, Eric Cantona, melancarkan aksi yang bikin salah satu ofisial Galatasaray geram.
Puncaknya terjadi setelah wasit meniupkan peluit tanda akhir pertandingan. Cantona mendapat pukulan dari polisi di tengah lapangan.
Baca juga:
- Legenda Man United Ini Beramal Rp 320 Juta untuk Tim Difabel
- Jawaban Aguero Soal Pertengkaran Messi
- Wenger: Gol Oezil Terlalu Lama
"Situasi penuh perseteruan. Eric dalam keadaan tensi tinggi. Seorang polisi menuntun dia keluar dari lapangan," kata kapten United kala itu, Bryan Robson.
"Ketika kami melangkah (ke lorong pemain), polisi memukul bagian belakang kepala Eric. Jadi, saya memukul polisi tersebut," tutur Robson.
Adu jotos pun tak terhindarkan. Alhasil, Robson pulang ke Manchester dengan membawa oleh-oleh berupa luka di sikut.
"Saya membutuhkan 8 jahitan di sikut. Saya pikir tidak banyak negara yang polisinya memukul pemain," ucap Robson.
| Editor | : | Firzie A. Idris |
| Sumber | : | Mirror |
Komentar