Juara.net - NBA tengah melirik peluang benua Afrika sebagai tempat untuk berekspansi dan mengembangkan cabang olahraga basket di benua hitam tersebut.
Proyek tersebut akan didukung penuh oleh mantan kepala negara super power itu, yakni Barrack Obama.
Belum dapat dipastikan posisi Obama dalam proyek akan berpearan sebagai apa. Namun, pria yang pernah tinggal di daerah Menteng, Jakarta itu akan memiliki peran di liga.
Obama nampaknya sudah tidak sabar dengan perusahaan barunya. Dalam akun twitter miliknya dia menuliskan "Saya selalu menyukai bola basket, karena ini tentang membangun tim yang setara." ucapnya, seperti dikutip BolaSport dari washingtonpost.
Baca Juga : Pelatih Timnas U-22 Indonesia Petik Satu Pelajaran dari Malaysia
Baca Juga : Rampung Lawan Persib, Kapten Arema FC Berikan Pujian kepada Bobootoh
"Senang melihat ekspansi ini ke Afrika karena untuk benua yang sedang naik daun, ini bisa menjadi lebih dari apa yang terjadi di lapangan. ucapnya lagi.
Tak hanya itu, bahkan presiden ke 44 Amerika Serikat itu juga me-retweet video dari NBA.
I’ve always loved basketball because it’s about building a team that’s equal to more than the sum of its parts. Glad to see this expansion into Africa because for a rising continent, this can be about a lot more than what happens on the court. https://t.co/lghcLaUN9a
— Barack Obama (@BarackObama) February 16, 2019
Dukungan lain datang dari komisaris NBA, Adam Silver yang mengapresiasi para pemilik klub yang bergabung dengan proyek ini.
Sementara itu, Federasi Basket Internasional (FIBA) melalui sekretaris jendral, Andrea Zagklis merasa sangat gembira melihat kemitraan ini, dan akan memaksimalkan potensi pebasket profesional di Afrika.
Debut Basketball Africa League (BAL) akan direncanakan bergulir pada tahun 2020, dan akan menampilkan 12 tim dari seluruh benua hitam, dengan kualifikasi yang akan diadakan pada akhir tahun ini.
View this post on InstagramSiapakah yang akan memuncaki pada akhir musim nanti? #messi #ronaldo #mbappe
| Editor | : | Imadudin Adam |
| Sumber | : | Washington Post |
Komentar