Olimpiade Musim Dingin 2018 Jadi Momentum Perbaikan Ekonomi

By Yakub Pryatama - Kamis, 28 Desember 2017 | 13:05 WIB
Atlet figure skating Amerika Serikat, Tonya Harding (depan) dan rekan setimnya, Nancy Kerrigan, menjalani latihan saat mengikuti Olimpiade Musim Dingin 1994 di Hamar, Lillehammer.
ERIC FEFERBERG/AFP PHOTO
Atlet figure skating Amerika Serikat, Tonya Harding (depan) dan rekan setimnya, Nancy Kerrigan, menjalani latihan saat mengikuti Olimpiade Musim Dingin 1994 di Hamar, Lillehammer.

Salah satu tujuan digelarnya Olimpiade adalah untuk mempromosikan suatu daerah negara tuan rumah untuk berkembang dan melebarkan sayap eksistensi daerah tersebut.

Itu pula yang mendasari pemerintah Korea Selatan saat memilih Pyeong-chang untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin yang akan berlangsung 9-25 Februari, dan menggelar tujuh cabang, 15 disiplin, dan diikuti 90 negara.

Pemerintah Korsel sengaja memilih Pyeongchang. Pasalnya, pemerintah ingin mengubah wajah salah satu kota dengan pendapatan terendah di Korsel ini agar menjadi momentum perbaikan ekonomi.

"Pertandingan Olimpiade bukan hanya tentang olahraga, tetapi ada unsure-unsur ekonomi dan budaya di dalamnya," ujar Lee Hee-Beom, Ketua Panitia Penyelenggara Olimpiade Pyeongchang (POCOG).

Pyeongchang juga bakal dimanfaatkan agar bisa menjadi magnet untuk para turis berwisata di sepanjang tahun. Masyarakat Pyeongchang tentu tak mau kehilangan momentum guna menyongsong ajang tersebut.  

Untuk merealisasikan tujuannya, pemerintah Korsel merogoh kocek hingga Rp 10,4 triliun untuk membangun seluruh fasilitas dan persiapan operasional.

Jika dibandingkan dengan tuan rumah pendahulunya, seperti Vancouver, Kanada (2010), dan Sochi, Rusia (2014), kedua kota itu sukses memanfaatkan momentum menjadi tuan rumah dengan meningkatkan pendapatan pasca- ajang multicabang rampung.

Baca juga:

Wajar jika Sochi dapat mengumpulkan keuntungan besar. Sochi merupakan kota yang paling boros setelah mengeluarkan dana  55 miliar dolar AS atau sekitar, 746 triliun rupiah, untuk menggelar Olimpiade Musim Dingin termewah.

Kesuksesan kedua penyelanggara sebelumnya bisa menjadi contoh untuk PyeongChang meningkatkan pertumbuhan ekonomi seperti di Seoul, yang berjarak 182 km dari Pyeongchang, pascagelaran Olimpiade 1988.


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Tabloid BOLA edisi 2.830


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.