Siti Fadia Ingin Seperti Liliyana Natsir

By Delia Mustikasari - Rabu, 16 Agustus 2017 | 06:44 WIB
Pasangan ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti,bepose dengan orangtua masing-masing dan Fung Permadi (Manajer PB Djarum) dalam acara pemberian bonus secara simbolis sebagai juara pada Kejuaraan Asia Junior 2017 di Jakarta, Selasa (15/8/2017).
BADMINTON INDONESIA
Pasangan ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti,bepose dengan orangtua masing-masing dan Fung Permadi (Manajer PB Djarum) dalam acara pemberian bonus secara simbolis sebagai juara pada Kejuaraan Asia Junior 2017 di Jakarta, Selasa (15/8/2017).

 Sukses merebut medali emas pada Kejuaraan Asia Junior 2017, pasangan ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, mengaku tidak ingin cepat puas. Keduanya berharap bisa mencetak prestasi yang lebih bergengsi lagi di level yunior dan senior nantinya. 

Rehan/Fadia sudah memiliki patokan masing-masing untuk meraih prestasi yang membanggakan.

Fadia misalnya, ia mengaku sangat mengidolakan seniornya, Liliyana Natsir. Ia berharap bisa menyamai prestasi Liliyana dan membawa nama Indonesia di kancah internasional.

"Dari dulu saya mengidolakan Ci Butet (Liliyana Natsir). Saya ingin bisa sehebat dia. Sekarang mungkin baru bisa juara di Kejuaraan Asia. Semoga ke depan, prestasi saya bisa sama dengan Ci Butet," ujar atlet kelahiran Bogor, 16 November 2000 tersebut.

Berbeda dengan Fadia, Rehan rupanya menyebut ayahnya sendiri sebagai pebulu tangkis idolanya. Ya, nama ayah dari Rehan mungkin sudah tak asing lagi di dunia bulu tangkis.

Rehan merupakan putra dari Tri Kusharjanto, pemain andalan Indonesia yang merupakan peraih medali perak Olimpiade Sydney 2000 bersama Minarti Timur.

"Idola saya adalah Ayah saya sendiri. Saya menjadikan Ayah sebagai motivasi saya. Ayah kan mendapat medali perak Olimpiade. Saya ingin bisa menyamai bahkan ingin bisa lebih dari prestasi ayah," kata Rehan.

Baca juga:

Selain mewarisi bakat sang ayah, Rehan juga mendapat warisan darah bulu tangkis dari sang ibu, Sri Untari. Sri merupakan mantan pemain pelatnas yang juga pernah menjadi juara Asia pada 1992 di sektor ganda campuran bersama Joko Mardianto.

"Saat berusia lima tahun, Rehan sudah senang bulu tangkis, sudah coba pegang raket, dan suka ikut saya latihan. Akhirnya,saya tanya, mau sekolah atau bulu tangkis? Pas dia jawab bulu tangkis, tentu saya mendukung dan mengarahkan terus supaya dia bisa maksimal," kata Trikus.

"Dunia bulu tangkis itu tidak mudah. Perlu kerja keras dan keseriusan untuk menjalaninya," ujar Trikus.

Atas prestasi yang diraih pada kejuaraan Asia junior, Rehan/Fadia mendapat bonus sebesar Rp 60 juta dan TV LED Polytron 43 inchi dari Bakti Olahraga Djarum Foundation.

 


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : badmintonindonesia.org


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.