Begini Sulitnya Timnas Korea Utara Menjalani Latihan Mereka Layaknya Pasukan Militer

By Intisari Online - Sabtu, 9 Juni 2018 | 16:50 WIB
 Delegasi Korea Utara dan Korea Selatan melambaikan bendera negara mereka bersama bendera unifikasi Korea pada upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 di Stadion Pyeongchang, Minggu (25/2/2018).
LOIC VENANCE/AFP PHOTO
Delegasi Korea Utara dan Korea Selatan melambaikan bendera negara mereka bersama bendera unifikasi Korea pada upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 di Stadion Pyeongchang, Minggu (25/2/2018).

Di mana para pemain muncul dari terowongan dalam keheningan dan bahkan dilatih tanpa boleh diintip oleh satu orangpun. 

Hanya ada beberapa percakapan antara pelatih dan pemainnya, yang tentu saja keheningan itu bukanlah sesutau yang menyenangkan dan tidak diharapkan dari sesi latihan rutin.

Wawancara adalah sesuatu yang dilarang oleh tim nasional Korea Utara juga, dan satu-satunya juru bicara antara mereka dan dunia luar adalah manajer media.

Hal itu hanya diharapkan untuk menyatakan aspirasi tim tanpa membocorkan terlalu banyak rincian tentang kunjungannya.

Pertandingan di negara ini juga dimainkan dalam keheningan, hal itu diungkapkan melalui laporan BBC yang menggambarkan 50.000 orang penonton tidak bereaksi selama salah satu pertandingan kandang. 

Meski terlihat harai-hari dalam latihannya begitu kejam negara ini sebenarnya memiliki potensi yang cukup mengesankan.

Salah satu pencapaian mereka adalah ketika mengalahkan tim Itali sebagai tim kuat waktu itu pada Piala Dunia 1966 di Inggris.

Mereka mendapatkan tempat di perempat final dan menghadapi Portugal dalam 8 pertandingan yang mendebarkan meski akhirnya mereka kalah.

Olimpiade 1976 adalah acara yang tak terlupakan bagi Korea Utara, yang menempati posisi kedua di grup sebelum dihabisi Polandia di perempat final.

Negara ini juga telah mencicipi beberapa keberhasilan di turnamen Asia ketika  tim nasional Korea Utra dinobatkan sebagai juara AFC Challenge Cup pada dua kesempatan berturut-turut, masing-masing pada tahun 2010 dan 2012, tetapi mereka tidak memasuki turnamen 2014. (Afif Khoirul M)


Editor :
Sumber : Intisari Online


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

TERPOPULER

Close Ads X