Wawancara Ciro Ferrara: Juventus, Rahasia Italia, sampai Liga 1 Indonesia

By Beri Bagja - Senin, 8 Mei 2017 | 07:02 WIB
Legenda Juventus dan mantan bek timnas Italia, Ciro Ferrara, berpose dengan trofi Liga Europa setelah undian babak perempat final ajang ini di markas UEFA di Nyon, Swiss, 21 Maret 2014.
FABRICE COFFRINI / AFP
Legenda Juventus dan mantan bek timnas Italia, Ciro Ferrara, berpose dengan trofi Liga Europa setelah undian babak perempat final ajang ini di markas UEFA di Nyon, Swiss, 21 Maret 2014.

Ya, saya menilainya sebagai program yang bagus. Akan menjadi sebuah pengalaman hebat untuk para pelatih lokal dan buat negara secara keseluruhan.

Saya senang mendengarnya karena hal tersebut juga bermanfaat buat orang banyak. Saya sendiri hanya mendapatkan kesempatan sedikit untuk memahami sepak bola Asia.

Hanya sembilan bulan terjun menangani klub China, saya sedikit mengerti tentang mentalitas pemain, pelatih, dan kompetisi di Asia.

Apa yang berbeda di antara metode kepelatihan Asia dan Eropa? Saya pikir materinya sama saja. Hanya, sepak bola Eropa lebih tegas dengan manajemen yang kuat. Kami sangat disiplin soal peraturan.


Legenda Juventus, Ciro Ferrara (kiri), saat melakukan wawancara via sambungan jarak jauh dengan JUARA.NET pada Minggu (7/5/2017) petang WIB.(ANGEL PAOKIE)

Pada kompetisi Liga 1 Indonesia musim ini sudah terjadi dua pemecatan dan satu yang mundur hanya dari tiga pekan awal. Apakah pelatih memang sosok paling bertanggung jawab atas kemunduran tim?

Sebenarnya tidak selalu seperti itu. Namun, menyalahkan pelatih memang hal paling mudah dilakukan ketika tim mengalami krisis.

Kenyataannya, tugas kami sulit karena harus pula mengatur sebelas pemain di lapangan. Saat tiba di tim baru, pelatih harus berusaha membuat para pemain tampil lebih baik dari sebelumnya.

Kini ada regulasi perekrutan marquee player di Indonesia. Termasuk dari mereka adalah Michael Essien dan mantan pemain Juve, Momo Sissoko. Apakah kedatangan mereka efektif meningkatkan kualitas dan popularitas liga?

Ya, Momo Sissoko adalah pemain saya di Juventus ketika musim 2009-2010. Ketika para pemain asing seperti mereka datang, level kompetisi akan meningkat.

Pesepak bola sekelas Sissoko dan Essien juga memiliki jam terbang tinggi di kompetisi tingkat atas.

Menurut saya, hal tersebut otomatis bisa menaikkan dan menyuntikkan tingkat mentalitas dan profesionalisme pemain serta kompetisi secara keseluruhan.


Editor : Beri Bagja
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X