Quo Vadis Visi Olah Raga Indonesia?

By Fajar Mutaqin Ahmad - Rabu, 9 September 2015 | 14:43 WIB
Yulius Yego (Kenya), menjuarai nomor lempar lembing di Kejuaraan Dunia Atletik 2015 di Beijing.
Alexander Hassenstein/Getty Images
Yulius Yego (Kenya), menjuarai nomor lempar lembing di Kejuaraan Dunia Atletik 2015 di Beijing.

Mereka melakukan tiga pilar untuk membangun visi olah raganya melalui komitmen serius pemerintah, membangun atlet elite, dan menjadi tuan rumah event internasional.

Kita bersyukur pemerintah kali ini punya perhatian lebih ke olah raga. Mulai dari keinginan membenahi sepak bola nasional hingga menyiapkan diri menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Namun, perlu lebih dari itu, yakni visi olah raga yang lebih maju dengan tujuan mencapai prestasi dunia dan menjadi gerbong untuk membawa kemajuan di bidang pembinaan dini serta olah raga prestasi yang diharapkan.


Tak lupa, demi menunjang program atlet elite, Jepang bertahap menyiapkan pembinaan dini dengan mengedukasi olah raga lewat sekolah dan melibatkan banyak klub olah raga.

Program atlet elite itu juga dipakai Kenya dalam membangun cabang atletik. Prestasi juara umum di Kejuaraan Dunia Atletik di Beijing membuktikan bahwa menciptakan atlet elite bisa dilakukan negara mana pun sepanjang visi dan komitmennya jelas.

Kenya, yang biasa menguasai lari jarak menengah dan jauh dengan mendulang empat medali emas, kini juga piawai di lari jarak pendek dan nomor lapangan lewat torehan medali emas di 400 meter gawang (Nicholas Bett) dan lempar lembing (Yulius Yego).

“Kenya kini punya atlet hebat di luar lari jarak menengah. Kami punya bakat banyak di atletik, sehingga tak lama lagi kami akan menguasai nomor sprint dan lapangan karena kami mampu mengidentifi kasi semua bakat sejak usia dini,” jelas Yego, dikutip dari rfi.news.

Kita bersyukur pemerintah kali ini punya perhatian lebih ke olah raga. Mulai dari keinginan membenahi sepak bola nasional hingga menyiapkan diri menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

Namun, perlu lebih dari itu, yakni visi olah raga yang lebih maju dengan tujuan mencapai prestasi dunia dan menjadi gerbong untuk membawa kemajuan di bidang pembinaan dini serta olah raga prestasi yang diharapkan.

Paling tidak di Haornas-Haornas mendatang, kita akan lebih puas merayakan lewat serangkaian prestasiprestasi level dunia yang baru ketimbang hanya memberikan tanda-tanda jasa kepada atlet-atlet lawas lewati torehan prestasi masa lalu.

Ingat, target kemajuan di masa depan jauh lebih berarti dan memberi semangat lebih besar ketimbang kejayaan di masa lampau.

Penulis: Dede Isharrudin


Editor :
Sumber : Harian BOLA 9 September 2015


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X